Rabu, 14 Maret 2012

Maina Kapal Tradisional

Khayalan, sebagai orang bisnis, akan mengembangkan mainan ini, pasca melihatnya kembali setelah sekian belas tahun tidak melihatnya...
Gambar 1. Kapal Othok-othok


Ide Bisnis dan Peluangnya
Sejatinya mainan kapal tradisional ini memiliki nilai pengaplikasian sederhana ilmu fisika yang cukup tinggi. Dengan cara kerja memberikan kalor pada lambung kapal mainan ini. Kalor ini tercipta dari nyala api pada lilin yang dibakar, sehingga terdapat senyawa CO2 dan CO yang mampu menghasilkan hentakan-hentakan pada knalpot kapal. Hentakan-hentakan dari knalpot ini-lah yang mampu menggerakkan kapal.
Produk ini sempat merasakan masa kejayaannya di akhir abad dua puluh. Namun di tengah arus globalisasi, produk ini semakin ditinggalkan oleh anak-anak. Hal tersebut tak terlepas dari banyaknya mainan import dengan menawarkan segala kememahan pada wujud dan estetika mainan tersebut serta kecanggihannya. Beramgkat dari hal tersebut, kami terinspirasi untuk memberikan sentuhan tersendiri agar kapal mainan ini kembali terangkat di mata anak-anak.
Untuk menambah nilai dari segi wujud dan estetika kapal mainan ini, ide produk yang ditawarkan adalah mainan sejenis namun memiliki bentuk yang lebih variatif. Seperti kapal dengan bentuk kapal pesiar, kapal pinisi, dan kapal selam. Dengan nilai tambah tersebut, akan menarik perhatian, minat dan ketersediaan anak-anak untuk membeli produk ini. Produk ini pun tidak akan menaikan biaya yang besar, jadi untuk harga tetap terjangkau Peluang pasarnya sendiri di Pasar Gunung Batu ini cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak anak kecil yang datang ke pasar menemani ibunya berbelanja. Secara psikologis, sang ibu yang senang ketika ditemani anaknya berbelanja akan memberikan sesuatu yang juga dapat menyenangkan sang buah hati seperti memberikan mainan. Dan tawaran akan mainan yang sedikit pilihan di Pasar Gunung Batu ini, dapat menjadikan kapal ini menjadi pilihan utama bagi mainan anak-anak.
Gambar 2. Kapal Pesiar Symphony 2

Untuk menambah nilai dari segi wujud dan estetika kapal mainan ini seklaigus kecanggihannya, ide produk yang ditawarkan adalah mainan sejenis dengan bentuk yang lebih variatif serta ditambahkan komponen-komponen elektronik yang dapat memberikan efek automatic pilot hingga memberikan komponen spy chip. Dengan nilai tambah tersebut akan semakin menarik minat anak-anak untuk bersegera memiliki produk ini. Namun, biaya yang akan dikeluarkan pun akan sangat besar. Sehingga produk ini tidak cocok jika dijual di Pasar Gunung Batu. Pasar yang tepat untuk produk ini adalah anak-anak yang tinggal di kota-kota metropolitan. Karena selain harga yang tentunya dapat terjangkau oleh mereka sekaligus mengingatkan memori akan pentingnya mainan sejenis ini di usia anak-anak. Produk ini pun dapat berkembang hinga pasar internasional, kaerena bentuknya yang memiliki ciri khas tersendiri dan hanya ada di Indonesia. Sudah barang tentu hal ini akan memunculkan nama Indonesia di mata Internasional.

Harga dan Metode Promosi Bisnis
Harga yang ditawarkan untuk produk dengan menambahkan nilai pada wujud dan estetika yang lebih menarik pada kapal ini berkisar di harga Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per unit. Harga ini tidak jauh berbeda dari harga awal produk yang berharga Rp. 7.500 per unit. Sehingga produk kreatif ini memiliki nilai yang lebih menarik dan harga yang terjangkau. Metode promosi yang dapat dilakukan sangat bermacam-macam, seperti pemasangan baner, mouth to mouth, hingga merambah di dunia maya. Dalam pemasangan baner  dapat ditaruh di dekat tempat menjual kapal ini. Tujuannya adalah memberikan efek melirik pada pengunjung pasar yang asing akan melihat baner dan secar sadar mereka pun akan menghampiri produk ini. Metode kedua adalah mouth to mouth, metode inilah yang sangat tepat karena mayoritas pengunjung pasar adalah ibu-ibu yang notabenenya selalu memberikan informasi, walaupun tidak diminta, ke rekan-rekannya. Dan, metode ketiga melalaui dunia maya. Hal ini mampu menjaring pasar lebih luas bahakan skalanya dapat menarik pasar internasional.

Original write by : Ali Fahir Syahir
Source of picture :
gambar 1. refreshyourmind-newbie.blogspot.com 
gambar 2. hamilton.edu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar